Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pasuruan Punya Inovasi BUDI CAKEP
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pasuruan Punya Inovasi BUDI CAKEP
Emil Akbar
Tahun : 2023
30 Mar
Untuk meningkatkan SDM petani dalam aplikasi teknologi budidaya hingga produksi dan mutu cabai, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pasuruan memiliki Inovasi BUDI CAKEP.
Dua kata tersebut merupakan akronim yang merupakan singkatan dari Budidaya Cabai Petani Kabupaten Pasuruan.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pasuruan, Lilik Widji Asri menjelaskan selama ini, para petani cabai di hampir semua kecamatan masih melakukan sistem budidaya konvensional dan belum berkelanjutan. Dalam artian dilakukan di tanah terbuka sehingga masih tergantung dengan kondisi cuaca dan sebagainya.
Nah dengan Inovasi BUDI CAKEP ini, sistem budidayanya dilakukan dalam greenhouse dengan irigasi tetes air yang mengadopsi budidaya tanaman paprika.
"Sistem budidaya dalam greenhouse dengan drip irigation system mengadopsi budidaya tanaman paprika. Karena selama ini kami melihat bahwa petani cabai kebanyakan masih konvensional," kata Lilik saat ditemui di kantornya, Kamis (30/03/2023) siang.
Dijelaskannya, inovasi ini sudah diawali pada tahun 2020 alias sejak pandemi Covid-19. Dan selama tiga tahun trial and error, budidaya hortikultura ini berdampak kepada petani. Yakni menghasilkan cabai yang stabil sesuai permintaan pasar.
Kata Lilik, dalam Inovasi BUDI CAKEP, pola tanam cabai diatur untuk menjamin kontinuitas produksi dan stabilitas harga. Ujungnya tentu saja untuk mencukupi pasokan di pasar tingkat lokal, regional, bahkan nasional .
Selain itu, para petani juga sudah bermitra dengan Paskomnas atau pasar komoditi nasinonal. Sehingga bisa menjadi pproduk cadangan ketika cabai mengalami kelangkaan di pasar.
"Cabai ini berpengaruh dengan laju inflasi. Nah inovasi ini bisa menekan laju inflasi karena kita berupaya untuk menstabilkan harga plus sebagai stok ketika cabai mulai langka," tegasnya.
Sejak dimulai hingga saat ini, inovasi ini baru diterapkan di dua kecamatan yaitu kecamatan Tutur dan Purwodadi. Lilik berharap budidaya cabai ini dapat direplikasi oleh daerah penghasil cabai lainnya di Kabupaten Pasuruan.
Hal itu disebabkan oleh keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan. Lilik mencontohkan dalam luas lahan 1 hektar dapat ditanami 36.000 cabai dengan jarak tanam 120 cm X 42 cm dengan di setiap lubang tanam diisi dua tanaman.
Hasilnya dapat memproduksi sebanyak 171.000 kg cabai dengan pendapatan Rp 2 milyar lebih dikurangi biaya produksi sekitar Rp 1 milyar dan keuntungan juga Rp 1 milyar lebih.
"Beban awal hanya di depan saja untuk modal pembuatan greenhouse. Tapi setelah itu bisa untuk 10 tahun. Tentunya bisa direplikasi di semua kecamatan di Kabupaten Pasuruan. Total ada 21 kecamatan yang berpotensi untuk budidaya cabai dengan sistem ini," singkat Lilik. (emil)
1941 x Dilihat
254 Disukai
218 Tidak Suka
Share Berita :
0 Komentar
Komentar Anda
Alamat
Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Pasuruan JL.Raya Raci KM - 9 Bangil, Pasuruan
0 Komentar