KBRN, Pasuruan : Wakil Bupati Pasuruan, Shobih Asrori menghadiri seminar Hari Santri Nasional yang digagas Pondok Pesantren Darullughah Wadda’wah (Dalwa).
Seminar bertajuk “Santri Intelektual: Menjaga Tradisi dan Mengukir Inovasi” tersebut menghadirkan Wakil Ketua Umum PBNU, Dr. (H.C.) K.H. Zulfa Mustofa, kemudian Assoc. Prof. Dr. Al-Habib Zainal Abidin,M.Pd.,CIRK.CIQaR,CIE, Direktur Pascasarjana UII Dalwa, dan diikuti oleh ribuan santri serta para tamu kehormatan.
Dalam sambutannya, Gus Shobih menyampaikan apresiasi terhadap kiprah Dalwa dalam memperkuat identitas Pasuruan sebagai daerah santri.
“Saya melihat santri Dalwa di mana-mana. Pasuruan ini benar-benar hidup dengan semangat santri,” katanya.
Menurut Gus Shobih, seminar ini menjadi momentum penting untuk meneguhkan kembali eksistensi santri sebagai pilar intelektual bangsa. Khususnya di tengah tantangan era digital dan isu menurunnya citra santri di ruang publik.
"Tentu saja kegiatan ini diharapkan menjadi wadah refleksi dan penguatan nilai-nilai tradisi pesantren yang berakar pada keilmuan dan akhlakul karimah," katanya.
Sementara itu, Zainal Abidin sebelum membuka seminar menyoroti menyoroti kekuatan spiritual dan ketaatan santri kepada kyai sebagai fondasi utama dinamika pesantren.
“Ini panggung masih ada di utara tadi, panggung sebesar ini bersama sound systemnya. Magrib masih ada di Utara, Abuya Habib Zain memerintahkan untuk memindahkan ke selatan agar KH. Zulfa melihat dan memberkahi gedung ini, dipindah bersama-sama bareng-bareng, tidak sampai satu jam selesai. kalau perintah seorang Direktur kepada pegawainya belum tentu sanggup, tapi perintah seorang Kyai Pengasuh kepada muridnya langsung dilaksanakan tanpa ada bantahan, ini kekuatan kita,” tuturnya.
Dalam sesi utama, KH. Zulfa Mustofa menegaskan bahwa santri masa kini harus berperan sebagai intelektual yang mampu menjaga tradisi sambil berinovasi. Ia menekankan bahwa tradisi keislaman tidak boleh tercerabut dari semangat pembaruan yang kreatif dan produktif.
“Menjaga tradisi diwujudkan melalui semangat belajar dan berakhlak mulia. Itu anugerah paling indah untuk seorang santri,” ungkapnya.
Lebih lanjut, beliau menjelaskan konsep Helicopter View, yakni kemampuan berpikir luas dan strategis dalam memahami realitas zaman, berbeda dari Scooter View yang sempit dan terbatas.
“Dengan pandangan luas seperti itu, peran santri menjadi lebih ideal dan relevan di era sekarang,” tegasnya.
Menariknya, KH. Zulfa juga mencontohkan Pondok Pesantren Dalwa sebagai simbol inovasi pesantren modern yang tetap berpegang pada nilai-nilai tradisi.
“Dalwa kini menjadi contoh pesantren yang indah, terawat, dan modern—bahkan dianggap seperti hotel. Ini bukti bahwa santri bisa berinovasi tanpa meninggalkan akar pesantren,” ujarnya. (emil)
Komentar